-=[Begitulah Cara Menghadapi Barcelona]=-
007 RMC= Jose Mourinho memang tidak hadir di Camp Nou dinihari tadi.
Tapi, apa yang pernah dilakukannya terhadap Barcelona seperti terulang
lagi. Kali ini dalam wujud taktik bekas klub asuhannya.
Chelsea
defensif! Chelsea bermain negatif! Dan ada banyak tudingan lainnya.
Para pendukung Barcelona boleh-boleh saja mengutuki taktik permainan The
Blues semalam, yang sampa...i menumpukkan sembilan pemain bahkan ketika
Xavi Hernandez baru menahan bola.
Ketidaksukaan tersebut
kemudian tercermin pada tulisan-tulisan yang menghiasi media asal
Catalan, Sport. Mereka dengan berani menyebut bahwa Barca lebih layak
untuk menang. Sebaliknya, Chelsea dituding sebagai klub yang vulgar,
pengecut, penakut, dan tidak pantas untuk menang. Sport mungkin menilai,
Chelsea telah memanggil seluruh kota London untuk bermain di barisan
belakang mereka.
Taktik "parkir bus" Chelsea memang membuat
Barca frustrasi sejak leg pertama. Tapi, Pep Guardiola sendiri enggan
mengomentari taktik defensif sang lawan. Pria yang pernah menjadi
gelandang Los Cules di era 90-an itu lebih suka mengomentari
penyelesaian akhir timnya, pemanfaatan efisiensi peluang.
Guardiola bisa jadi benar. Barca memang berhasil membuat dua gol ke
gawang Petr Cech dinihari tadi. Namun, ketika mereka membutuhkan lebih
banyak keberhasilan dalam memanfaatkan peluang, yang terjadi adalah
sebuah penalti yang gagal, sebuah tendangan yang membentur tiang, dan
sebuah gol yang dianulir lantaran offside. Barca boleh saja mengutuki
ketidakberuntungan mereka.
Di sisi lain, Chelsea akhirnya
berpesta setelah Fernando Torres menggocek Victor Valdes dan membawa
mereka lolos bukan hanya karena gol tandang, tetapi juga keunggulan
agregat. Silakan jika ingin menilai gol Torres itu adalah gol senilai 50
juta poundsterling. Karena faktanya, gol itu dibuatnya untuk tim yang
bermain di 10 orang, di sebuah stadion bernama Camp Nou, dan melajukan
timnya ke final paling bergengsi antarklub Eropa.
Bagaimana
Chelsea bisa menang? Jawaban pertanyaan ini kembali ke taktik bertahan
tersebut. Beberapa orang boleh kesal dengan negative football seperti
itu, tetapi yang lain juga boleh memujinya. Sebab, sebuah taktik
bertahan tetap membutuhkan konsentrasi tinggi dan risiko untuk
mengundang pelanggaran di dalam atau di depan kotak penalti. Beberapa
boleh menyebut, bertahan tetaplah sebuah seni, sama indahnya dengan
menyerang.
Toh, ini bukan pertama kalinya Barca menghadapi
taktik defensif seketat itu. Tahun 2010, mereka pernah dibuat bingung
oleh Mourinho yang ketika itu masih memanajeri Inter Milan. The Special
One memang dikenal pragmatis dan tidak memiliki taktik atau pakem yang
benar-benar baku. Strateginya yang disusunnya adalah hasil analisisnya
atas kekuatan dan kelemahan lawan secara rinci. Oleh karenanya, tim-tim
arahan Mourinho dikenal punya organisasi permainan yang rapi -- sehingga
apa yang ditunjukkan Real Madrid pada laga melawan Bayern Munich pekan
lalu adalah sebuah kelangkaan.
Mourinho sadar, tak mungkin
menghadapi tim yang sudah sejak level akademi dicekoki pola permainan
ball possession tinggi dengan permainan terbuka. Mengalahkan mereka
dalam hal penguasaan bola adalah hal yang nyaris mustahil. Barca adalah
tim yang kelewat dominan, mirip Belanda pada era 1974-1978. Akan sangat
melelahkan jika harus mengejar bola yang dipantulkan oleh pemain-pemain
Barca ke seluruh penjuru lapangan. Entah ke mana pun mereka mengoper, ke
ruang kosong sekalipun, mereka pasti memiliki pemain di sana.
"Anda harus menggunakan senjata lainnya. Jika Anda berusaha untuk
mencuri bola dan gagal, maka Anda akan kelelahan. Jika Anda kelelahan,
maka Anda akan menciptakan ruang-ruang yang akan dimanfaatkan mereka,"
ucap Torres, bak menggarisbawahi kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh
Barca.
Jadi, inilah yang dilakukan Mourinho. Inter dengan
sengaja membiarkan Barcelona terus menerus memegang bola. Timnya
dibiarkan untuk tidak melakukan pressing yang terlalu ketat kepada
pemain-pemain Barca. Namun, di sisi lain, mereka juga menutup gerak
pemain-pemain El Barca yang mampu melepaskan umpan-umpan atau
operan-operan jitu. Hasilnya? Barca kalah 1-3 di Giuseppe Meazza dan
menang 1-0 di Camp Nou. Hasil itu sudah cukup untuk membawa La Beneamata
tampil di final tahun 2010.
Replika taktik tersebut bisa
dilihat di Camp Nou dinihari tadi. Tidak sepenuhnya sama, tapi nyaris
mirip. Chelsea membiarkan para pemain Barca naik seluruhnya sampai area
lapangan mereka. Bola dibiarkan mengalir dari kaki Xavi ke Lionel Messi
atau ke sisi sayap. Namun, di saat bersamaan mereka memenuhi kotak
penalti dan area di depan kotak penalti. Taktik ini membuat Guardiola
akhirnya memutuskan untuk menggunakan umpan silang, memasukkan Seydou
Keita (yang bertinggi 183 cm) untuk membantu menyambut umpan-umpan
tersebut, namun akhirnya gagal juga.
Ketika tengah memburu gol
tambahan itulah, pertahanan Barca akhirnya bobol. Torres dengan jitu
melihat ruang yang terbuka lebar ketika seluruh pemain tuan rumah berada
di area timnya. Bola buangan Ashley Cole kemudian diterima olehnya dan,
setelah jauh meninggalkan Javier Mascherano, ia pun mengecoh Valdes dan
membuat seluruh pendukung tim tamu di Camp Nou bersorak. Sekali lagi,
Barca ditaklukkan oleh strategi bertahan.
Silakan memuji
semangat tak kenal lelah dalam membongkar pertahanan Chelsea dengan tak
mengubah gaya natural mereka. Silakan juga memuji Chelsea yang sepanjang
90 menit sukses bertahan mati-matian dari gempuran Barca. Inilah
sepakbola, tak selamanya taktik menyerang bisa memberikan kemenangan.
Taktik bertahan pun sah-sah saja.
Ingat juga, ini adalah fase
knock-out Liga Champions, di mana kebobolan satu gol saja bisa berimbas
fatal pada sebuah tim. Sebuah tim boleh saja memperagakan pola permainan
yang memnjakan mata, namun mereka harus ingat, untuk menjadi juara
mereka butuh gawangnya untuk tidak kebobolan. Apalagi di kandang
sendiri. Dan inilah yang dilakukan oleh Chelsea.
Apapun, laga
di Camp Nou dinihari tadi adalah sebuah suguhan menarik jika benar-benar
dicermati. Kartu merah, penalti yang gagal, plus gol yang mematikan
perlawanan sebuah tim semua tersaji. Dan seperti yang dikatakan oleh
Torres sendiri, "Inilah sepakbola; tim terbaik tak selamanya menang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar